PERISTIWA TERJADINYA AIR GARAM DI KURULU MENURUT VERSI ORANG ANGGRUK.



Gbr. Ilustrasi (Sketsa_Tangan).
   Disebuah gubuk kecil didaerah Poronggoli (Baliam) Kabupaten Yahukimo hiduplah seorang janda tua di dalam gubuk itu. Setiap pagi hari janda itu keluar di halaman rumahnya untuk menjemur badan. Janda tua itu kulitnya terkupas-kupas dan air matanya mengalir bagai mata air. Janda tua itu turunan keluarga Pahabol. Banyak anak-anak remaja dari kampung seberang datang melempari batu dan anak panah terhadap janda itu.     Sambil menangis janda tua itu meninggalkan kampung halamannya menuju Huluguma (Wamena) ia menelusuri jalan setapak dari Yalimo menuju Wamena melalui Yogosem dan Yaurima, akhirnya dia tiba di kampung Sumunagenya, yaitu disebelah kali Baliem lurus dengan Hitigima.
Disana ia diterima oleh kepala suku Lokobal di kampung itu. Keesokan harinya anak-anak muda dikampung itu datang dan melemparinya dengan dan batu dan juga dihujani dengan anak panah. Nenek tua Pahabol ini meninggalkan tempat itu dan lari menuju ke Kecamatan Kurulu melalui Pugima dan Sepkosi. Sampai dikecamatan Kurulu ia diterima oleh kepala suku Loko Mabel di Kurulu. Nenek itu diterima oleh keluarga Loko Mabel dengan penuh kasih sayang.
    Tintayo (anak panah) yang lepaskan oleh anak-anak anggruk itu dibawa oleh nenek tua itu dan ditanam dipinggir tempat dimanan ia berada. Air mata nenek tua itu mengalir menjadi mata air garam di kecamatan Kurulu dan Tintayo atau Hite yang ditanamnya bertumbuh menjadi tempat perlindungan  air garam, sekarang air garam itu dapat dinikmati oleh masyarakat Jayawijaya sebagai sumber garam tradisional dan  bagi masyarakat pegunungan pada umumnya sampai pada saat inipun masih ada.
    Sedangkan tintayoi yang ditanamnya bertumbuh dan sampai saat ini masih ada dan berfungsi melindungi air garam.




Penutur: Suesi Pahabol dan Heraho Pahabol
Info: wisataindahpapua@gmail.com

Komentar

  1. ceritatentang air garam , anda tidak pas, jika bukan orang yali jangan manipulasi,. orang yali tahu semua kisa perjalann dan pendiamannya lagi pula abadpun masih dibawah angka.

    BalasHapus

Posting Komentar